Belajar dari Covid 19
Oleh : Dr. Astri Riani Dewi, S.Pd, M.Si
Saat ini sudah hampir 5 bulan kita menghadapi masa pandemi covid 19. Semua elemen masyarakat dituntut untuk melakukan social distancing dengan berbagai kebijakan yang dikeluarkan pemerintah untuk menghindari penyebaran wabah. Memberlakukan PSBB yang mengakibatkan banyak hal disarankan untuk di lakukan dirumah, baik bekerja ataupun kegiatan belajar mengajar yang sebagian besar menggunakan sarana digital dan online. Secara otomatis menuntut semua pihak siap tidak siap harus beralih ke penggunaan digital dan online baik untuk bekerja maupun belajar. Dan Era revolusi industry 4.0 sudah benar2 di depan mata, bahkan tidak disangka kita sudah memulainya.

Pandemi virus corona atau Covid-19 memaksa semua orang untuk melakukan adaptasi, tak terkecuali para guru. Sekolah boleh saja tutup, tapi aktivitas belajar mengajar harus berlanjut.Pembelajaran secara daring (online) selama ini digembar-gemborkan jadi solusi. Hanya saja, pembelajaran secara daring tak semudah yang dibayangkan. Dengan segala fasilitas kemudahan yang tersedia di layanan internet melalui aplikasi Google Class, Zoom, Skype, serta aplikasi-aplikasi lain tetap beberapa pihak atau kalangan mengalami kesulitan dengan metode ini.
Dikutip dari berbagai sumber, penerapan sistem Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) belum berjalan optimal, terutama di daerah pelosok dengan teknologi dan jaringan internet terbatas. Kesiapan infrastruktur sekolah, kemampuan guru mengajar dalam jaringan (daring), serta ketersediaan ponsel pintar yang memadai untuk menjalankan aplikasi belajar daring, juga menjadi persoalan lain dalam penerapan PJJ.
Keluhan para guru dan orang tua hampir berimbang. Guru banyak yang mengeluhkan bahwa pembelajaran jarak jauh dalam kondisi seperti ini hanya memungkinkan dilakukan lewat jaringan internet dengan aplikasi-aplikasi yang tersedia diatas. Sementara di sisi lain orang tua di harapkan memiliki peran aktif untuk membimbing dalam proses pembelajaran system ini. Banyak orang tua yang mengeluhkan selain kesulitan memahami dan membimbing anak-anak mereka dalam menyampaikan pengajaran sesuai arahan dari guru, tidak sedikit pula banyak orang tua yang tidak menguasai internet beserta fasilitas-fasilitas yang ada didalamnya. Belum lagi keluhan keterbatasan kuota bahkan masih banyak wilayah Indonesia yang masih kesulitan jaringan internet serta listrik. Sementara kebiatan belajar mengajar tidak boleh berhenti dalam keadaan wabah covid 19 ini.
Meski banyak keterbatasan dalam proses ini, baik guru,siswa dan para orang tua berusaha mengenal,mempelajari dan menguasai teknologi informatika untuk belajar jarak jauh. Para guru siswa dan orangtua memanfaatkan berbagai layanan sesuai dengan kondisi masing-masing. Hal ini membuka mata kita membuka mata dunia akan pentingnya menguasai teknologi infornmatika untuk mempertahankan keberlangsungan hidup. Jika beberapa waktu lalu kita masih mempersiapkan diri untuk menghadapi revolusi industry 4.0 yang semakin deras lajunya, dengan covid 19 ini justru membuat kita semua siap tidak siap harus menggunakan teknologi aplikasi internet untuk berbagai kegiatan termasuk belajar mengajar.
Hari Pendidikan Nasional pada 2 Mei 2020 ini diperingati di tengah pandemi Covid-19. Menteri Pendidikan Nadiem Anwar Makarim dalam pidatonya berpesan bahwa didalam kondisi seperti ini selain pentingnya mejaga kesehatan, kita semua selaku guru diharapkan tetap menjalankna tugas mendidik anak bangsa serta mengembangkan sarana belajar mengajar dan berinovasi untuk pendidikan lebih baik, tidak terbatas dalam kondisi krisis wabah covid 19 tapi nanti setelah wabah berlalu menjadikan system pendidikan menjadi lebih baik. Selain itu ditengah pandemic covid 19 kita semakin menyadari ternyata belajar bisa dimanapun dengan media apapun. Orang tua, untuk pertama kalinya menyadari betapa sulitnya tugas guru. Betapa sulitnya tantangan untuk bisa mengajar anak secara efektif. Kemudian menimbulkan empati kepada guru yang tadinya mungkin belum ada. Guru, siswa, dan orang tua sekarang menyadari bahwa pendidikan itu bukan sesuatu yang hanya bisa dilakukan di sekolah saja. Tetapi, pendidikan yang efektif itu membutuhkan kolaborasi yang efektif dari tiga hal ini, guru, siswa, dan orang tua. Tanpa kolaborasi itu, pendidikan yang efektif tidak mungkin terjadi.
Pendidikan tidak akan berhasil kecuali dengan partisipasi, dukungan dan kerjasama semua pihak dengan menyadari pentingnya pendidikan. Semua pihak dituntut untuk terlibat dan siap melakukan proses pengajaran dengan bentuk dan cara yang mungkin tidak seperti biasanya. Dengan adanya covid 19 kita bisa ambil pelajaran bahwa kita harus siap menghadapi segala keadaan dengan memanfaatkan fasilitas yang ada untuk keberlangsungan hidup dan kekuatan bangsa dan Negara dengan membentuk generasi yang berkualitas dimasa yang akan datang.

0 Komentar